Kamis, 12 Februari 2015

Cerpen ( cerita pendek )



Ang Poa buat Ming-Ming
“Oleh Eka Novita Damayanti”

“Ah sebentar lagi tanggal 26 Januari, Tahun Baru Imlek!” sorak Ming-Ming senang. Terbayang sudah kemeriahan Imlek. Apalagi ang pao-nya!
Ya ang pao! Ming-Ming tersenyum senang. Itulah yang paling ditunggu-tunggu setiap Imlek. Biasanya, pada hari raya itu ia banyak mendapatkan ang pao dari Mama, Papa, dan Krabat dekatnya. Dari uang yang terkumpul, Ming-Ming bisa membeli barang-barang yang diinginkannya dan jajan sesuka hati!
Di rumah, Papa Ming-Ming sibuk mendekorasi rumah dengan hiasan khas Imlek berwarna merah segar dan kuning. Tak lupa juga mempersiapkan keperluan sembahyang. Mama Ming-Ming membeli bahan makanan khas Imlek. Dan Ming-Ming, sibuk menebak jumlah ang pao yang akan diterimanya nanti.
Tidak terasa, Tahun Baru Imlek yang ditunggu-tunggu Ming-Ming datang juga. Ia bangun pagi-pagi sekali, langsung mandi, dan memakai baju barunya. Warnanya merah terang yang melambangkan kebahagiaan.
Rencananya pagi ini,Ming-Ming sekeluarga akan barkunjung kerumah keluarga besar Papa untuk saling mengucapkan selamat. Rumah pertama yang mereka kunjungi adalah rumah Paman Chandra, kaka tertua Papa.
Rumah Paman Chandra besar dan megah sekali. Di antara saudara Papa, Paman Chandra memang yang paling kaya. Ming-Ming girang, karena Paman Chandra memberikan ang pao yang lumayan besar. “tidak sia-sia aku datang ke sini, kalau ang pao-nya begini besar,” gumam Ming-Ming senang.
Selanjutnya Ming-Ming, Papa, dan Mama berkunjung ke rumah Paman Hendri, kakak kedua Papa. Ming-Ming belum pernah datang ke rumah Paman Hendri, karena selama ini Paman Hendri tinggal di Surabaya. Baru beberapa bulan ini keluarga Paman Hendri pindah ke Jakarta.
Rumah Paman Hendri lebih kecil dibandingkan rumah Ming-ming . Paman Hendri dan istrinya menyambut mereka dengan ramah. Kedua anak Paman Hendri, Chika dan Chiki, juga sangat ramah. Ming-Ming betah bermain dengan Chika dan Chiki. ia agak sedih ketika Mama dan Papa pamit untuk pulang.
“ini ang pao untukmu Ming! Semoga kamu tumbuh menjadi gadis yang baik, pindar dan berbakti kepada orang tua,” kata Paman Hendri lembut, sambil menyodorkan ang pao untuk Ming-Ming.
Ming-Ming girang menerima ang pao itu. Tetapi, di perjalanan pulang, hatinya kecewa karena melihat isi ang pao itu. Ternyata lebih sedikit dibanding ang pao Paman Chandra.
Setiba di rumah, Ming-Ming langsung masuk kamar dengan sedih. “Paman Hendri yang begitu ramah ternyata pelit!” gerutu Ming-Ming. Mama masuk kamar Ming-Ming, dan curiga melihat wajah Ming-Ming.
“Kenapa Ming? Sejak pulang dari rmah Paman candra, kok cemberut saja?” tanya Mama. Ming-Ming menggeleng-gelengkan kepalanya. “Soal ang pao ya?” tebak Mama sambil tersenyum. “Enggak, bukan!” Ming-Ming berusaha bohong. Mama tersenyum dan berkata lagi, “Ming, ang pao itu ada ceritanya, lo.”
Mama lalu bercerita tentang ang pao yang berasal dari bahasa Hokkian, yang berarti amplop merah. Amplop merah itu melambangkan kebahagian dan keberuntungan yang diharapkan akan menyertai orang yang menerimanya sepanjang  tahun itu. Biasanya, orang yang berumur lebih tua memberikan ang pao kepada yang lebih muda sebagai tanda kasi dan doa.
Uniknya pada jaman dahulu, ang pao yang diberikan adalah amplop kosong. Penerima Penerima amplop tetap menghargai amplop tersebut walaupun kosong dan menyimpannya, karena bersama amplop kosong itu ada doa yang tulus dari orang-orang yang mencintai mereka.
Perubahan jaman, orang-orang menyelipkan uang ke dalam ang pao tersebut, yang besarnya tergantung kemampuan masing-masing.
Sayang, sekarang orang sering salah mengartikan makna ang pao. Orang mengartikan ang pao sebagai uang dan akan merasa sangat kecewa jika ang pao yang diterimanya berisi lebih sedikit uang dari yang diharapkan atau bahkan kosong sama sekali. Padahal doa yang diselipkan bersama dengan ang pao tersebut jauh lebih penting.
Ming-Ming tertunduk malu mendengar cerita Mama. Ia sadar, telah salah sangka, padahal Paman Hendri telah tulus mendoakannya. Ia menyesal sekali. Ia berjanji dalam hati kelak tidak akan meremehkam hadiah apapun yang diberikan orang kepadanya, karena terlepas dari mahal dan murahnya hadiah tersebut, ada doa dan kasih sayang dari orang yang memberikan di dalamnya.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar